Andropause atau menopause pada pria adalah kumpulan gejala yang timbul akibat penurunan kadar hormon testosteron ketika pria berusia lanjut.
Hormon testosteron berperan dalam pembentukan sperma, gairah seksual (libido), perubahan karakteristik seksual saat pubertas, dan pembentukan massa otot pada pria. Setiap tahun kadar hormon testosteron akan perlahan turun sekitar 1%.
Kalau menopause merupakan proses alami yang dialami wanita saat memasuki usia lanjut, berbeda dengan andropause.
Andropause tidak selalu dialami oleh pria berusia lanjut, memang terjadi penurunan secara perlahan, tetapi tidak habis sepenuhnya. Pria berusia lanjut masih dapat memproduksi sel sperma yang sehat.
Penyebab Andropause
Penyebab utamanya adalah penurunan kadar hormon testosteron atau dapat disebut hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah kondisi ketika kelenjar seksual tidak menghasilkan hormon dalam jumlah yang cukup.
Dapat terjadi di kemudian hari karena obesitas, pola hidup tidak sehat, diabetes tidak terkontrol, kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman beralkohol.
Selain itu, dapat terjadi juga sejak lahir, misalnya pada penderita sindrom Klinefelter dan pada kondisi kriptorkismus (kelainan posisi atau tidak terbentuknya testis sejak dalam kandungan).
Gejala Andropause
Gejala andropause umumnya dapat bertambah buruk atau parah seiring bertambahnya usia. Berikut ini gejala-gejala jika pria mengalami andropause:
- Mudah lelah
- Kepercayaan diri menurun
- Sulit berkonsentrasi dan mengalami penurunan daya ingat
- Perubahan suasana hati, misalnya sering sedih atau mudah marah
- Peningkatan massa lemak tubuh
- Gangguan tidur
- Kehilangan massa otot
- Ginekomastia, yaitu pembesaran kelenjar payudara pada pria
- Tulang keropos atau osteoporosis
- Disfungsi ereksi
- Penurunan gairah seksual
- Berkurangnya rambut di wajah dan badan
- Testis mengecil
- Gangguan kesuburan
- Berkeringat pada malam hari
- Sensasi panas di tubuh yang muncul secara tiba-tiba
Pencegahan Andropause
Penurunan kadar hormon testosteron sendiri tidak dapat dihindari, tetapi ada berbagai upaya yang dapat mencegah agar gejala tidak bertambah parah, yaitu:
- Terapkan pola makan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang.
- Turunkan berat badan jika menderita obesitas.
- Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari.
- Jaga berat badan ideal sesuai indeks massa tubuh.
- Jangan merokok.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Kelola stres dengan baik.
- Pastikan untuk istirahat yang cukup.
- Lakukan pengobatan rutin jika menderita diabetes dan hipertensi.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, mulai perhatikan dan cintai diri demi kenyamanan dan kesehatan kita untuk hidup yang lebih baik, panjang, dan bahagia.