Indonesia memasuki era baru dalam sistem kesehatannya dengan langkah-langkah inovatif yang menargetkan integrasi data dan pengembangan Health Tourism. Saat ini, tantangan besar yang dihadapi adalah fragmentasi data kesehatan yang beragam, yang mengakibatkan informasi parsial kepada penyedia layanan kesehatan.
Tantangan ini menjadi lebih rumit dengan ketidaktersediaan platform data terintegrasi yang dapat mendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) dalam memprediksi penyakit pasien. Di samping itu, keterbatasan regulasi yang berkaitan dengan proteksi data, standardisasi, dan hak privasi pasien di sektor kesehatan juga menambah kompleksitas masalah.
Merespons kondisi ini, Pemerintah Indonesia mengambil langkah proaktif dengan merumuskan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 Tahun 2020. Peraturan ini membentuk landasan untuk roadmap integrasi dan pengembangan sistem data kesehatan, aplikasi kesehatan, dan ekosistem teknologi kesehatan. Diharapkan langkah-langkah ini akan meningkatkan mutu data dan efisiensi pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
Salah satu fokus krusial dalam perubahan ini adalah Health Tourism atau wisata kesehatan. Fenomena ini mencakup perjalanan seseorang ke lokasi tertentu untuk mendapatkan perawatan medis atau kesehatan di fasilitas kesehatan berkualitas. Indonesia, dengan fasilitas medis canggih, tenaga medis berkualitas, dan dukungan infrastruktur, berpotensi menjadi pemimpin dalam industri global ini.
Menurut website rsa.ugm.ac.id Health Tourism atau Pariwisata Kesehatan adalah istilah yang digunakan bagi perjalanan yang berfokus pada perawatan medis dan penggunaan layanan kesehatan, atau perjalanan wisata yang memanfaatkan penggunaan layanan medis.
Perkembangan health tourism di dunia saat ini sudah mengalami peningkatan sampai 22 juta wisatawan secara global, dan mendapatkan penghasilan sebanyak 100 Miliar dollar USD per tahun dalam data World Tourism Organization (WTO) di tahun 2010 terdapat 980 Milliar wisatawan yang melakukan wisata kesehatan pada tahun 2011 telah terjadi kelebihan permintaan sebesar 1 miliar secara global dengan peningkatan selama 1 tahun 3,5 %.
Menurut World Tourism Organisation (2012) Turki berada di peringkat ke-7 pada tahun 2010 dengan 27 juta wisatawan di antara destinasi pariwisata dunia, dan pada tahun 2011 naik ke urutan ke-6 dengan 29 juta turis selama 1 tahun. Selain itu Data menunjukkan bahwa perkembangan health tourism di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang melakukan health tourism di Indonesia meningkat dari 1,2 juta orang pada tahun 2015 menjadi 2,5 juta orang pada tahun 2022.
Peningkatan ini mencapai 108,3% dalam kurun waktu 7 tahun. Pada tahun 2023, pemerintah Indonesia menargetkan jumlah wisatawan mancanegara yang melakukan health tourism di Indonesia mencapai 3 juta orang dan 5 juta orang pada tahun 2028. Target ini diyakini dapat tercapai dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri kesehatan, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Perkembangan Health tourism Terus Meningkat
Health tourism atau pariwisata kesehatan terus meningkat dari tahun ke tahun dengan berbagai faktor yang mendorong pertumbuhan sektor ini. Pertama-tama, ada peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan perawatan medis yang berkualitas. Individu semakin menyadari bahwa beberapa negara menawarkan layanan kesehatan yang lebih baik atau teknologi medis yang lebih canggih daripada yang tersedia di negara asal mereka.
Selain itu, globalisasi dan kemajuan transportasi telah membuat perjalanan internasional menjadi lebih mudah dan terjangkau. Hal ini membuka pintu bagi orang-orang untuk mencari perawatan medis di luar negeri tanpa kesulitan besar.
Kemajuan teknologi informasi juga memainkan peran kunci dengan memfasilitasi pencarian informasi mengenai destinasi kesehatan terbaik, testimoni pasien, dan pilihan perawatan yang tersedia. Faktor biaya juga berkontribusi pada meningkatnya urgensi health tourism. Beberapa negara menawarkan perawatan medis dengan biaya yang lebih terjangkau daripada di negara asal, terutama untuk prosedur-prosedur tertentu.
Ini membuat health tourism menjadi pilihan menarik bagi mereka yang mencari perawatan berkualitas dengan biaya yang lebih rendah. Pertumbuhan urgensi health tourism juga dapat dilihat dari pandangan ekonomis. Negara-negara yang berhasil mengembangkan sektor ini dapat mendapatkan manfaat signifikan dalam hal pendapatan pariwisata, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.
Sebagai bagian dari proyek perancangan Teknologi Informasi Rumah Sakit (Rumah Sakit Digital) yang mendukung Health Tourism, tim kami telah mengidentifikasi beberapa poin kunci yang dapat meningkatkan pengalaman pasien dan menjadikan Rumah Sakit sebagai destinasi kesehatan yang menarik.
Berikut Beberapa Syarat Menjadikan Rumah Sakit Sebagai Destinasi Kesehatan :
-
Website yang Terintegrasi Kami memperkenalkan situs web khusus bagi pasien dengan antarmuka multibahasa untuk memudahkan navigasi dan pemahaman informasi. Fungsionalitas pendaftaran pasien online, perencanaan janji temu, dan pemantauan jadwal perawatan akan semakin mempermudah interaksi pasien dengan Rumah Sakit.
-
Rekam Medis Elektronik (EHR) Terintegrasi Melalui implementasi rekam medis elektronik yang dapat diakses dari mana saja, kami memastikan koordinasi perawatan yang efektif sepanjang perjalanan pasien. Sistem ini dirancang untuk mematuhi standar keamanan tinggi dan kepatuhan privasi internasional.
-
Telemedicine dan Konsultasi Jarak Jauh Kami mengintegrasikan platform telemedicine untuk konsultasi sebelum dan setelah perjalanan pasien. Fasilitas video konferensi dengan dokter dan tim medis akan membantu menjawab pertanyaan dan kebutuhan kesehatan pasien.
-
Pembayaran Digital dan Estimasi Biaya Kami memanfaatkan sistem pembayaran digital agar pasien internasional dapat membayar biaya perawatan secara mudah. Estimasi biaya transparan sebelum perjalanan akan membantu pasien merencanakan keuangan mereka.
-
Pengalaman Pasien Digital Melalui aplikasi smartphone atau platform online, pasien dapat mengakses informasi pribadi, catatan perawatan, dan hasil tes. Panduan digital akan membantu pasien menavigasi fasilitas rumah sakit dan informasi kesehatan terkait.
-
Sistem Evaluasi Kepuasan Pasien Kami menerapkan survei kepuasan pasien secara digital untuk mendapatkan umpan balik real-time. Analisis data dari survei digunakan untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan memahami harapan pasien internasional.
-
Penggunaan Teknologi Internet of Things (IoT) Dengan implementasi perangkat IoT, kami memantau kondisi pasien, memastikan kenyamanan, dan meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit.
Dengan integrasi semua elemen ini, Rumah Sakit menjadi pusat perawatan kesehatan yang terintegrasi, efisien, dan ramah pasien. Langkah ini akan mendukung Health Tourism dengan fokus pada keamanan, kemudahan akses, dan kualitas perawatan. Indonesia, melalui inisiatif ini, memperlihatkan tekad untuk menciptakan standar baru dalam pelayanan kesehatan yang inovatif dan terdepan. Mari bersama-sama menuju masa depan kesehatan yang lebih baik!
Kini sudah ada Platform yang menghubungkan layanan kesehatan dengan industri pariwisata yang di inisiasi oleh PT. Cipta Wisata Medika bernama “Medical Tourism Indonesia” Aplikasi ini menampilkan profile rumah sakit yang sudah siap malayani pasien wisata Medis, ada juga Klinik, laboratorium , Akomodasi Penginapan perhotelan,serta transportasi dan travel agency. Selengkapnya kunjungi www.medicaltourism.id dan download aplikasi nya di Playstore disini
Referensi:
– UGM Health Tourism and Wellness Center RSA UGM. Health-tourism – Rumah Sakit Akademik UGM. (n.d.). Portal: https://rsa.ugm.ac.id/health-tourism/
– Pengembangan potensi traditional medical tourism di Desa Cimande (n.d.-b). Portal: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jdw/article/view/13367