Mie instan kini sudah menjadi makanan favorit sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama pada akhir bulan dan anak anak kos. Namun, ternyata ada bahaya yang mengintai jika kita terlalu banyak mengonsumsi mie instan.
Mie instan termasuk makanan yang telah diproses atau makanan olahan yang dimana makanan tersebut merupakan makanan yang telah diubah dari bentuk asli menjadi bentuk baru lagi karena alasan kesehatan, kenikmatan yang umumnya hanya dilakukan penambahan garam, gula, dan lemak saja, maupun alasan tertentu lain.
Proses yang dapat terjadi pada makanan antara lain pendinginan, pemasakan, pemanasan dan pengeringan. Bahaya mie instan jika dimakan terlalu sering terkait dengan banyaknya proses kimia dan penambahan bahan lain yang tidak baik untuk kesehatan.
Terkadang, penambahan beberapa kandungan tersebut juga mampu mempengaruhi tampilan makanan yang diproses, bahkan dapat meningkatkan keinginan orang untuk memakannya.
Dengan penambahan gula tersebut, lemak yang terkandung dalam makanan yang diproses pun makin meningkat. Itu membuat kandungan nutrisi di dalamnya jadi sedikit.
Ada bahaya makan mie instan terlalu sering pada tubuh.
1. Sindrom metabolik
Hasilnya, terlihat bahwa peserta yang makan mie instan sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki tekanan darah dan glukosa darah lebih tinggi. Sindrom metabolik ini terjadi karena tingginya kandungan sodium dan lemak jenuh tidak sehat yang terdapat pada mie instan.
2. Diabetes
Mie instan terbuat dari maida. Maida merupakan olahan tepung terigu yang tidak memiliki kandungan nutrisi apa pun selain kaya rasa dan memiliki kandungan gula tinggi yang dapat meningkatkan gula darah. Saat mengonsumsi, pankreas akan melepaskan insulin dengan segera, yang seharusnya membutuhkan waktu. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi terkena penyakit diabetes tipe 2.
3. Meningkatnya risiko penyakit liver
Makanan yang melalui proses pengolahan panjang seperti mie instan mengandung pengawet dan zat aditif yang bila dikonsumsi terlalu banyak akan menekan kerja organ hati (liver) karena sulit diuraikan dan bila terus dibiarkan, organ hati bisa kewalahan lalu menimbun lemak berlebih dalam selnya sendiri. Akibatnya, lemak yang menumpuk akan menimbulkan kerusakan pada liver.
4. Obesitas
Satu bungkus mie instan rata-rata mengandung 14 gram lemak jenuh. Angka ini sudah memakan sekitar 40% dari kebutuhan harian. Mie instan juga memiliki kalori yang tinggi. Meski mengenyangkan, nilai gizi yang masuk ke dalam tubuh hanyalah sedikit dan tak sebanding dengan kalorinya.
5. Berisiko menimbulkan gangguan pencernaan
Pada saat proses pengawetannya, mie instan ditambahkan dengan zat bernama tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) dengan berbahan dasar minyak yang juga terdapat dalam produk pestisida. Tubuh memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencerna pengawet ini. Bahkan setelah dua jam, perut belum juga mampu mengurai TBHQ sehingga hal ini dapat mengganggu jalannya pencernaan.
Sebenarnya mie instan masih boleh dikonsumsi dan dampak kesehatan yang ditimbulkan masih dapat dikendalikan. Meski demikian, mengingat bahaya yang bisa mengganggu kesehatan, ada baiknya kalian membatasi konsumsi mie instan.
Caranya yaitu dengan tidak mengkonsumsinya setiap hari dan mengendalikan porsi yang dimakan pada setiap kali konsumsi. Selain itu, sebaiknya kombinasikan penyajian mie instan dengan makanan sehat lain yang bukan merupakan makanan pemrosesan, seperti sayur dan telur.
Refrensi : hellosehat https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/bahaya-mie-instan/