Positron Emission Tomography (PET) adalah pemeriksaan noninvasif yang dapat menggambarkan fungsi metabolisme molekuler dari tubuh pasien secara tiga dimensi dengan menggunakan radiofarmaka. Dalam praktiknya, PET/CT adalah modalitas yang menggabungkan Positron Emission Tomography (PET) dan sinar-X Computed Tomography (CT) dalam satu perangkat.
PET memberikan informasi metabolisme sel tubuh sementara CT Scan menginformasikan lokasi anatominya. Penggabungan keduanya dalam satu modalitas ini memberikan kelengkapan dan keakuratan informasi khususnya dalam penanganan kasus kanker.
Manfaat PET/CT
Dalam kasus keganasan sel atau tumor, kegunaan pemeriksaan PET/CT antara lain:
- Membantu deteksi dini kanker.
- Menentukan penyebaran dan tingkatan penyakit (stadium) yang lebih efektif dan akurat.
- Penentuan perencanaan terapi yang lebih tepat dan lebih awal sesuai kebutuhan.
- Menilai kekambuhan yang dapat diketahui lebih awal.
- Membantu dokter dalam membedakan tumor ganas dan tumor jinak.
- Penentuan lokasi biopsi dan radiasi agar lebih tepat dan akurat.
Selain untuk kanker, PET/CT juga dapat digunakan untuk menilai penyakit jantung koroner dan menilai viabilitas jantung. Kedua hal ini membantu dokter untuk mengambil tindakan invasif, seperti stent, bypass, graft, dan lain-lain yang bermanfaat untuk pengobatan pasien. Selain untuk jantung, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk mengecek metabolisme glukosa pada otak yang dapat membantu pengobatan pasien demensia (pikun) dan epilepsi.
Prosedur Pemeriksaan PET/CT
Dalam menjalani pemeriksaan PET/CT, pasien perlu untuk memperhatikan sejumlah persiapan terlebih dulu agar hasil lebih optimal. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Hindari aktivitas fisik yang berlebihan satu hari sebelum pemeriksaan.
- Puasa makan selama 6 jam sebelum pemeriksaan, tetapi dianjurkan untuk cukup minum air putih.
- Untuk pemeriksaan Brain PET, hindari minuman yang mengandung kopi, teh, alkohol, dan aktivitas merokok, satu hari sebelum pemeriksaan dilakukan.
- Untuk pasien dengan diabetes, akan dijadwalkan pemeriksaan pada pagi hari jelang siang sehingga pengobatan diabetes melitus dapat dilanjutkan setelahnya
Menggunakan Radiofarmaka FDG
Biasanya prosedur PET/CT menggunakan radiofarmaka fluorodeoxyglucose (FDG) yang memudahkan dalam pendeteksian aktivitas metabolik dari sel-sel tubuh pasien, seperti sel-sel kanker ganas dan berlebih.
Fluorodeoxyglucose merupakan radiofarmaka yang paling sering digunakan dalam PET/CT dan biasanya disuntikkan ke dalam pembuluh darah pasien. Lalu, fluorodeoxyglucose ini akan ditangkap oleh sel-sel kanker dikarenakan sel kanker tersebut membutuhkan banyak glukosa untuk metabolisme dan pertumbuhannya. PET kemudian mengambil citra dari seluruh tubuh pasien untuk menunjukkan lokasi di mana fluorodeoxyglucose ini terkumpul, yang berarti juga lokasi tersebut tempat sel-sel kanker hidup.
Sumber : Siloam Hospitals