Pasti kalian pernah mendengar tentang penyakit chlamydia pada manusia. Namun ternyata penyakit ini juga dapat di alami oleh kucing.
Perbedaannya adalah jika chlamydia pada manusia adalah penyakit menular seksual, sedangkan pada kucing adalah penyakit menular yang mempengaruhi mata dan saluran pernapasan bagian atas, bahkan dapat menyebar ke paru-paru.
Kucing yang terinfeksi penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus, seperti calicivirus atau virus herpes. Meskipun penyakit yang umum, pemilik kucing perlu mewaspadainya. Kucing dapat mengalami mata berair, pilek, hingga kehilangan nafsu makan.
Gejala akan menjadi semakin parah jika kucing menderita flu kucing. Kematian akibat chlamydia jarang terjadi. Penyakit ini bersifat persisten, terutama pada lingkungan yang banyak kucing.
Chlamydia pada kucing adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia felis. Chlamydia kucing umumnya tidak menular ke manusia. tapi juga masih memungkinkan menular ke manusia akibat bersentuhan dengan kucing yang terinfeksi.
Menjaga kebersihan adalah hal yang perlu dilakukan untuk pemilik kucing setelah melakukan kontak dengan kucing yang terinfeksi. Chlamydia hidup di dalam sel-sel tubuh dan tidak dapat bertahan lama di lingkungan. Namun, benda-benda yang disentuh kucing terinfeksi chlamydia perlu dibersihkan dan didesinfeksi.
Penyakit ini dapat menular kepada kucing lain melalui cairan yang keluar dari mata atau hidung. Setelah kucing terinfeksi bakteri C. felis, periode inkubasi adalah antara tiga hingga sepuluh hari. Gejala chlamydia kucing dapat berlangsung lebih lama jika tidak diobati dan dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru.
Gejala umum yang diderita kucing chlamydia antara lain mata berair, bersin, demam, lesu, susah bernapas dan nafsu makan menurun.
Penyakit ini menginfeksi mata yang biasanya cairan ini berwarna kuning atau hijau dan mata kucing akan terasa tidak nyaman sehingga kucing sering menutup mata yang terinfeksi. Banyak kucing yang terpapar chlamydia masih tampak normal, tetapi beberapa kucing mungkin bisa kehilangan nafsu makan bahkan demam.
Konjungtivitis dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan jika tidak diobati. Kucing yang menderita chlamydia mungkin tampak pulih, tetapi kemudian akan kambuh. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan kucing peliharaan ke dokter hewan.
Dokter hewan akan melakukan diagnosis dan melakukan pengobatan. Dokter hewan akan mengambil sampel kotoran mata untuk menentukan sumber penyakitnya. Jika diyakini ada pneumonia, rontgen mungkin diperlukan untuk melihat adanya cairan pada paru-paru.
Biasanya kucing akan diberikan antibiotik oral yang dikenal sebagai doksisiklin atau tetrasiklin. Jika kucing menunjukkan rasa tidak nyaman atau jika gejala tampak cukup parah, dokter hewan dapat meresepkan salep mata topikal atau tetes. Salep mata ini diberikan bersamaan dengan antibiotik oral.
Ada beberapa metode pencegahan yang dapat digunakan oleh pemilik kucing, yaitu vaksin dan membatasi paparan.
Namun, perlindungan dari vaksin tidak permanen. Jika hanya memelihara satu kucing di rumah, vaksin ini biasanya tidak perlu, kecuali kucing memiliki riwayat tertular chlamydia. Dan jika memiliki beberapa kucing di rumah, penting untuk membatasi paparan sebaik mungkin.
Selain itu, kamu juga menjaga kebersihan diri sendiri meskipun risiko manusia tertular chlamydia dari kucing cukup rendah. Ingatlah untuk selalu cuci tangan setelah memegang kucing yang terinfeksi.
refrensi : Sehatq https://www.sehatq.com/artikel/chlamydia-kucing