Selain membuat bodoh, katanya juga berdampak buruk bagi kesehatan. Benakah? Pertama, kita harus ketahui apa itu MSG untuk meluruskan anggapan bahwa banyak makan MSG membuat seseorang menjadi bodoh. Anggapan-anggapan buruk mengenai MSG sebenarnya banyak yang keliru.
MSG (Monosodium Glutamat) adalah bahan yang digunakan untuk menyedapkan makanan supaya terasa gurih dan lebih terasa di lidah. MSG sering kita sebut dengan vetsin atau micin. Jadi sebagai perbandingan, garam dapur yang sering kita konsumsi rumus molekulnya NaCl, sementara MSG rumus molekul Cl-nya digani dengan glutamat.
Glutamat itu sendiri adalah asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat sendiri dibuat di dalam tubuh. Glutamat secara alami ada dalam makanan yang kita konsumsi seperti di dalam ikan, susu, sayuran, buah-buahan, hingga daging.
Food and Drug Administration (FDA) menggolongkan MSG umumnya diakui sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi. Nilai Acceptable Daily Intake (ADI) asupan harian yang diizinkan sepanjang hidup tanpa menyebabkan pengaruh buruk bagi kesehatan tidak memiliki ketentuan. Jadi artinya MSG dapat digunakan secara bebas dalam kadar yang normal dan wajar. Namun batas wajar pemakaian MSG ditentukan pada konsentrasi 0,2 hingga 0,8%. Pasalnya banyak orang mengaitkan konsumsi MSG dengan efek buruknya untuk kesehatan. Mulai dari penyebab sakit kepala, hipertensi, asma, kerusakan sel saraf, hingga otak lemot alias bodoh.
Jadi, ungkapan yang mengatakan mengatakan MSG akan membuat bodoh tidak benar, karena tidak ada bukti yang jelas. Anggapan MSG akan membuat seseorang menjadi bodoh hanyalah kekhawatiran masyarakat ketika melihat pengaruh mengonsumsi MSG yang berlebihan. Dengan demikian, disarankan bagi orang-orang yang sensitif terhadap MSG sebaiknya tidak mengonsumsi atau menambahkan MSG ke dalam makanannya.