Jakarta, Beritasatu.com – Semuanya setuju jika Indonesia memiliki berbagai destinasi wisata yang memikat dunia. Mulai dari alam, kuliner, serta budaya yang begitu eksotik menawan hati para wisatawan.
Selain sub sektor wisata tersebut ada pula yang sangat perlu untuk dikembangkan Indonesia, yakni medical tourism atau pariwisata medis. Peluangnya begitu terbuka, mengingat banyaknya wisata mancanegara yang datang ke Tanah Air.
Beberapa wilayah Asia lainnya seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Korea Selatan sudah terlebih dahulu berkecimpung pada medical tourism. Indonesia bisa berkaca kepada negara-negara tersebut supaya bisa mengembangkan jenis wisata yang terbilang baru di Tanah Air ini. Apa yang perlu dipersiapkan Indonesia sebelum gencar mempromosikan pariwisata medis ini?
Apa Itu Medical Tourism
Menurut BisDev Manager BerobatKePenang.com, Andri Apriyadi. Medical tourism bisa didefinisikan sebagai aktivitas traveling ke luar negara dengan tujuan menerima perawatan medis sambil berwisata. Perkembangan jenis wisata ini cukup signifikan dan sudah menarik perhatian para pembuat kebijakan, peneliti, serta media. Perawatan yang dilakukan mencakup rehabilitasi, general check up, operasi, dan lain-lain.
Awalnya, istilah medical tourism digunakan untuk merujuk perjalanan pasien dari negara-negara kurang berkembang ke negara maju untuk mengejar perawatan yang tidak tersedia di Tanah Air mereka. Namun seiring perkembangan waktu istilah tersebut terus sudah berubah. Dan pangsa pasar utama medical tourism ini adalah mereka para pencari layanan kesehatan lintas negara.
Dampak Medical Tourism untuk Ekonomi Indonesia
Menurut data dari International Medical Travel Journal (IMTJ), pasien Indonesia bisa mengeluarkan sampai Rp 100 triliun setiap tahunnya untuk aktivitas medical tourism. Dan salah satu negara yang paling banyak dikunjungi adalah Singapura. Tentunya ini menjadi cambukan tersendiri bagi dunia medis Indonesia. Perlu mempertanyakan apa saja yang membuat banyak pasien malah ke luar negeri untuk sekadar berobat.
Apabila pariwisata medis berkembang pesat di Indonesia, menurut Oscar Primadi selaku Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Indonesia akan memberikan dampak yang sangat positif untuk pertumbuhan perekonomian Tanah Air.
“… sebenarnya [dengan ditambah pelayanan pariwisata kesehatan] kita akan kaya untuk itu, pasti berdampak [positif] terhadap masalah ekonomi kita [Indonesia],” papar Oscar.
Tidak hanya para staf kesehatan yang mendapatkan manfaatnya, sektor wisata lainnya juga. Contoh mudahnya adalah mereka yang menemani pasien, saat menunggu bisa menggunakan waktu luangnya untuk traveling di sekitaran rumah sakit. Ini bisa menjadi peluang tambahnya devisa negara juga tentunya.
Tantangan Indonesia Menjadi Rujukan Medical Tourism
Berdasarkan SQU Medical Journal ada lima faktor yang membuat orang-orang memilih untuk berobat keluar negeri. Mereka adalah biaya yang terjangkau, kemudahan mendapatkan perawatan, ketersediaan jenis perawatan, perawatan medis yang bisa diterima, dan terakhir alasan tambahan. Berkaca kepada 5 faktor tersebut, Indonesia memerlukan banyak pembenahan dan peningkatan.
Noor Arida Sofiana, Wakil Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), guna meningkatkan jumlah kunjungan wisata medis di Indonesia, perlu peningkatan dan perbaikan di rumah sakit Indonesia. Termasuk juga dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga fasilitas yang ditawarkan. Selain itu perlu adanya dukungan penuh pemerintah dalam upaya pengembangan medical tourism di Tanah Air.
Tidak berhenti di situ saja, Indonesia bisa sedikit banyak belajar dari negara tetangga seperti Korea Selatan yang menjadi salah satu pusat medical tourism di Asia. Bagaimana tidak, biaya yang cukup terjangkau, ditambah dengan teknologi yang begitu mutakhir (diperbaharui), plus dengan staf berkualitas internasional menjadikan Korea Selatan unggul dari negara lainnya.
Pun dengan Malaysia dan Singapura yang tidak kalah bagus dalam hal medical tourism, Indonesia perlu untuk belajar banyak jika ingin turut bergabung dalam sektor tersebut. Pihak-pihak terkait perlu melakukan riset yang mendalam dan kerja sama supaya mampu mewujudkan Indonesia sebagai jujukan pariwisata medis di masa depan.
Wilayah Indonesia Potensial Jadi Rujukan Medical Tourism: Bali
Bali selama ini memang menjadi destinasi wisata yang begitu memiliki pengunjung yang membludak. Tentu saja peluang menjadi medical tourism terbuka lebar. Sebenarnya, Pulau Dewata sudah mulai berinisiatif dengan konsep medical tourism. Namun memang dalam pelaksanaanya masih sangat jauh jika dibandingkan Malaysia atau Singapura.
Berdasarkan Medical Departures, salah satu pasar medis terbesar dunia membeberkan jika sebenarnya telah terjadi investasi besar terhadap dunia pariwisata medis di wilayah yang mendapat sebutan sebagai The Island of God ini. Contohnya saja Bali Mandara Hospital, Sanur yang telah mendapatkan anggaran tahunan provinsi sebesar 19 juta dolar Australia atau setara dengan hampir Rp 190 miliar.
Dana tersebut dimaksudkan supaya fasilitas kesehatan bisa memadai dengan teknologi canggih dengan standar internasional. Plus, Bali Mandara Hospital telah mendapatkan dukungan penuh dari Royal Darwin Hospital Australia.
Sumber : Beritasatu